Ketika mengatakan bunga terate, sering diucapkan kelebihan bunga tersebut adalah dapat hidup dimana-mana. Ini bunyi ke-SH-an yang sering diucapkan oleh pelatih PSHT. Yang mana setelah mendengar kalimat itu mungkin saja ada pertanyaan konyol, ledekan, dan bisa dibuat banyolan. Seperti : berarti bisa hidup di puncak gunung bersalju dong ? berarti bisa hidup di kutub dong? Berarti bisa hidup di ..... dong ? Jika hanya menelan mentah-mentah beras , ya seperti ini akibatnya. Meski sudah sering mendengar bahwa nasi dari beras mengandung karbohidrat yang sangat banyak, bukan berarti kita menelan beras secara mentah-mentah. Nahh, sekian lama pertanyaan yang ada dalam benak penulis akhirnya bisa terjawab. Mengapa leluhur pendiri PSHT mengambil nama " TERATE " untuk nama persaudaraan kita.
TERATE
( Nelumbium nelumbo Druce )
Sinonim : Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn.
Famili : Nymphaeaceae
Nama Lokal : Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;
Uraian:
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Terate dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga terate.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
1. Diare,
2. Disentri,
3. Keputihan,
4. Kanker Nasopharynx,
5. Demam,
6. Insomnia;
7. Hipertensi,
8. Muntah Darah,
9. Mimisan,
10. Batuk Darah,
11. Sakit Jantung;
12. Beri-Beri,
13. Sakit Kepala,
14. Berak Dan Kencing Darah,
15. Anemia,
16. Ejakulasi;
Bagian yang dapat dipakai:
Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
Kegunaan :
Biji:
- Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion).
- Diare karena badan lemah, radang usus kronis (enteritis kronis).
- Disentri.
- Muntah-muntah.
- Keputihan, perdarahan pada wanita.
- Mimpi basah (spermatorrhea).
- Susah tidur, banyak mimpi.
- Kencing terasa sakit dan keruh.
- lesu tidak bersemangat (neurasthenia).
- Kanker nasopharynx.
Tunas biji terate:
- Demam, rasa haus.
- Jantung berdebar, gelisah.
- Muntah darah.
- Ejakulasi dini.
- Mata merah dan bengkak.
- Susah tidur (insomnia).
- Darah tinggi (hipertensi).
Benang sari:
- keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea).
- Keputihan (leucorrhea).
- Perdarahan seperti muntah darah, disentri.
- sering kencing.
- Tidak dapat menahan kencing (enuresis).
Remptacle:
- Perdarahan kandungan yang berlebihan.
- Darah haid berlebihan.
- Perdarahan sewaktu hamil.
- Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan.
- Sakit perut bawah akibat sumbatan darah.
- Berak darah, kencing darah.
- Wasir, koreng basah.
Rimpang:
- Demam, rasa haus.
- Batuk darah, muntah darah, mimisan.
- Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi.
- Sakit jantung.
- Gangguan lambung.
- Kurang darah (anemia).
- Gangguan pada mati haid (menopause).
- Neurosis.
Akar:
- Muntah darah, mimisan.
- Kencing panas dan merah.
- Batuk darah, berak darah.
Daun:
- Pingsan karena hawa panas (heat stroke).
- Diare karena panas atau lembab.
- Pusing, sakit kepala.
- Beri-beri.
- Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah.
- Perdarahan pada wanita.
Dasar daun:
- Disentri berdarah, diare.
- Bayi dalam kandungan tidak tenang.
Batang:
- Heat stroke, pingsan.
- Dada terasa tertekan karena panas atau lembab.
- Diare, muntah.
- Keputihan.
Bunga:
- Terpukul (trauma).
- Perdarahan.
- Radang kulit bernanah (impetigo).
Tepung rimpang:
- Menambah selera makan,
- Badan lemah dan kurang darah.
- Diare.
Cara Pemakaian untuk Obat :
1. Batuk darah, muntah darah:
Rimpang terate dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
2. Muntah, diare :
50 g rimpang terate dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
3. Disentri:
50 g rimpang terate dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air,
lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.
4. Darah tinggi:
a. 10 g biji terate dan 15 g tunas biji terate. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh.
b. Tunas biji terate (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji terate digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever:
100 g rimpang terate dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.
6. Keluar darah dari hidung (mimisan):
Ruas akar terate dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusngemeng" PERTAMAXXX
BalasHapus:))